Periode 0 hingga 24 bulan adalah penentu utama bagi kesehatan dan perkembangan optimal anak, yang sering disebut sebagai Jendela Emas Kecerdasan. Di dalam rentang waktu ini, strategi pola makan yang tepat adalah kunci, dimulai dengan ASI Eksklusif. Pemberian ASI Eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan, tanpa tambahan cairan atau makanan lain (kecuali obat-obatan atau vitamin atas indikasi medis), adalah standar emas nutrisi global. ASI Eksklusif berfungsi tidak hanya sebagai sumber nutrisi yang paling lengkap dan mudah dicerna, tetapi juga sebagai Vaksin Generasi Baru alami pertama yang melindungi bayi dari berbagai infeksi dan penyakit.
Setelah usia enam bulan, peran ASI Eksklusif harus dilanjutkan, namun perlu dilengkapi dengan Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang tepat waktu, adekuat, aman, dan diberikan secara responsif. MPASI tidak dimaksudkan untuk menggantikan ASI, melainkan untuk mengisi celah nutrisi yang semakin besar seiring dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi yang pesat. Kegagalan dalam pemberian MPASI yang adekuat adalah Penyebab Utama Kolesterol (masalah) stunting atau gizi kurang.
Prinsip pemberian MPASI meliputi empat hal: Tepat Waktu (dimulai tepat pada usia 6 bulan, tidak lebih cepat atau lebih lambat), Aman (kebersihan alat, tangan, dan bahan makanan terjamin), Adekuat (mengandung energi, protein, dan zat gizi mikro yang cukup), dan Responsif (memberi makan sesuai sinyal lapar/kenyang anak). Untuk memastikan kebutuhan protein tercukupi, yang sangat penting untuk perbaikan dan pertumbuhan jaringan (cell repair), MPASI harus mengandung sumber protein hewani seperti daging merah, ayam, telur, atau ikan, minimal sekali sehari. Sebagai contoh, ahli gizi dari Puskesmas Maju Bersama, melalui penyuluhan pada hari Kamis, 20 Maret 2025, menekankan bahwa MPASI harus mengandung minimal satu porsi telur setiap hari karena kandungan kolin dan proteinnya yang tinggi.
Selain nutrisi makro, zat besi adalah mikronutrien yang sangat vital untuk mencegah anemia defisiensi besi, yang dapat mengganggu perkembangan kognitif. Cadangan zat besi bayi umumnya mulai menipis setelah usia 6 bulan. Oleh karena itu, memastikan MPASI kaya zat besi, seperti hati ayam atau daging merah, merupakan salah satu Strategi Patroli gizi yang harus dilakukan orang tua. Proses pemberian makan ini harus diterapkan dengan Pendekatan Humanis Polisi (pengasuhan), yaitu penuh kesabaran, tanpa pemaksaan, dan menjadikannya momen interaksi yang menyenangkan antara ibu/ayah dengan anak, yang juga mendukung Koneksi Ajaib Otak Bayi. Dengan melanjutkan pemberian ASI hingga usia 24 bulan atau lebih, dan menggabungkannya dengan MPASI yang adekuat, orang tua telah Mengamankan Bukti bahwa anak mendapatkan fondasi nutrisi terbaik.